Nonton Bareng Film The Beginning of Life

Akhirnya kegiatan Nonton Bareng “The Beginning of Life” dengan peserta umum di Growing Tree dapat dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 2016 lalu.

Film The Beginning of Life mendokumentasikan banyak gagasan dari para pakar, praktisi pendidikan dan pendapat para orang tua mengenai kehidupan awal seorang anak. Bagaimana pengalaman pada awal kehidupan menjadi tonggak perkembangan seorang manusia ke depannya.  Dan berinvestasi secara psikologis pada masa tersebut, merupakan investasi terbesar bagi kelangsungan hidup umat manusia.

Setelah menonton hampir keseluruhan film, kami melakukan diskusi santai yang dipandu oleh ibu Devi Febriani, M.Psi psikolog anak di Growing Tree dan sekolah lain di Bandung. Diskusi diawali dengan menanyakan bagian film yang paling berkesan dan berelasi dengan pengalaman keseharian peserta. Tiga hal berikut yang menurut peserta paling berkesan:

  1. Isu peran ayah
  1. Bermain sebagai media interaksi bagi ibu dengan waktu terbatas
  1. Masih tidak dihargainya pilihan menjadi ibu penuh waktu di rumah

Setelahnya diskusi kami kerucutkan pada topik “bonding” dan “menjadi orang tua”, serta keterikatan pada kedua topik tersebut.

WhatsApp Image 2016-09-01 at 10.51.43

Kedua orang tua punya tanggung jawab yang sama pada pengasuhan anak, dengan porsi dan peran yang berbeda. Tidak bisa memaksakan cara ibu mengasuh atau mendidik anak dengan cara ayah ataupun sebaliknya. Ada rasa khas ayah dan rasa khas ibu yang seharusnya dirasakan anak selama masa pertumbuhannya. Ayah mengasuh dengan cara bermain, sementara ibu mengasuh dengan cara menjaga dan merawat.

Pembagian peran yang sesuai porsi akan menciptakan bonding (kelekatan) antara anak dan orang tua yang seimbang. Bonding dapat didefinisikan sebagai respon positif terhadap rasa kasih sayang yang ditunjukkan secara ekspresif dan terus menerus. Bonding adalah hal yang amat dasar dan sangat penting agar anak bertumbuh dengan sehat di masa kecil.

Sementara untuk orang tua bekerja, menciptakan dan menjaga bonding dengan anak membutuhkan usaha ekstra. Orang tua bekerja harus mampu menyiasati bukan saja menyediakan waktu yang berkualitas bersama anak tapi juga sedianya memahami betul apa sih kebutuhan dasar anak saat bersama dengan orang tua. Saat bersama orang tua, anak butuh untuk dipenuhi kebutuhan fisiknya, butuh untuk dihargai serta dipresiasi keberadaan dan pencapaiannya. Saat kebutuhan anak dipenuhi, anak akan belajar menyesuaikan diri dan tak merasa kurang dengan waktu yang terbatas.

Bersyukur sekali teman-teman dari Youth Parent Movement Indonesia dapat turut hadir dalam acara ini. Teman-teman ini banyak menyelenggarakan program kegiatan persiapan menjadi orang tua. Mereka memaparkan kondisi pengasuhan anak pada masyarakat dan culture Indonesia. Para peserta juga menyadari bahwa tidak pernah ada persiapan mental khusus menjelang kelahiran anak bagi para orang tua. Biasanya persiapan hanya berfokus pada faktor finansial. Sehingga pada saat telah menjalani tugas sebagai orang tua, tidak sedikit dari mereka yang tertekan secara emosi bahkan frustasi karena kehidupan anak yang sangat dinamis, sering tidak terprediksi. Jika para calon orang tua dibekali dengan ilmu yang memadai sehingga mereka punya gambaran fase-fase kehidupan anak, tantangan yang sering muncul pada setiap fase, latihan mengendalikan emosi, orang tua akan lebih menerima bahkan menikmati setiap detik perjalanan menjadi orang tua.

Terima kasih kepada TemanTakita.com dan Ashoka Foundation yang sudah memprakarsai kegiatan Nobar film ini di Indonesia. Terima kasih pula untuk para peserta dan Youth Parent Movement Indonesia atas kehadiran dan diskusi hangatnya di hari Kemerdekaan Indoensia tahun ini di Growing Tree.

Leave a comment